Daya imajinasi anak merupakan daya alamiah anak yang menstimulasi, menumbuhkan dan meningkatkan potensi kecerdasan juga kreativitas di masa pertumbuhannya. Imajinasi anak berkembang seiring dengan berkembangnya kemampuan ia berbicara, berbahasa dan pengamatan terhadap semua benda yang ada di sekitarnya.
Bermain adalah naluri pertama yang ingin dilakukan setiap anak. Karena itu dunia bermain anak harus pula disisipi dengan hal-hal yang dapat mendorong daya imajinasi dan daya kreasi anak. Daya imajinasi anak pada awalnya hanyalah merupakan gambaran-gambaran abstrak mengenai benda-benda (bentuk), warna, suara atau bunyi-bunyian atau peristiwa tertentu sebatas yang pernah tertangkap oleh panca indra anak, baik yang disengaja atau tidak disengaja teramati oleh anak. Hasil pengamatan itu tersimpan pada memori anak menjadi bentuk awal pengenalan terhadap semua yang ada di alam sekitarnya. Bentuk-bentuk awal yang sempat diamati oleh anak biasanya berkembang secara alami sesuai berjalanya usia, menjadi bentuk-bentuk yang tidak persis sama lagi dengan yang telah diamatinya. Bentuknya berubah, atau warnanya berubah, atau jumlahnya berubah, sesungguhnya tidak ada yang berubah. Perubahan-perubahan itu hanyalah yang ada didalam pikiran si anak. itulah yang disebut daya imajinasi anak. Daya imajinasi anak akan tetap menjadi suatu yang abstrak sampai si anak mendapatkan sarana atau alat untuk berkreasi menjabarkan apa saja yang menjadi daya imajinasinya.
Pengamatan anak terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya akan otomatis membentuk daya imajinasinya dan kemudian secara alami pula anak akan terdorong untuk melakukan sesuatu, atau mengerjakan sesuatu, atau ingin membuat sesuatu. Dorongan itu adalah usaha si anak untuk menjabarkan atau mengkongkritkan daya imajinasinya menjadi sebuah daya kreatifitas yang kongkrit, dapat disentuh atau dipegang, berbentuk, berwarna dan lain sebagainya sesuai keinginan anak.
Tahapan daya imajinasi akan tersalur menjadi daya kreasi bila anak diberikan rangsangan atau dorongan yang menjadi daya stimulasi anak untuk berkreasi sesuatu dengan tangannya sendiri. Berkreasi untuk mewujudkan daya imajinasi inilah yang mendorong anak menjadi lebih kreatif dan cerdas.
Memperkenalkan anak pada keterampilan tanah liat adalah salah satu sarana bagi anak berkreasi mengkongkritkan daya imajinasi menjadi sesuatu yang nyata. Membentuk tanah liat yang tidak berbentuk menjadi benda kongkrit apa saja sesuai keinginan anak yang merupakan hasil dari daya imajinasi, pengamatan, dan pengenalan terhadap benda-benda disekelilingnya.
Membentuk tanah liat menjadi bentuk benda apa saja yang diinginkan anak adalah bentuk kreatifitas anak yang pada gilirannya akan secara alami meningkatkan daya imajinasi dan daya kreatifitas anak kepada tingkat yang lebih sempurna.
Bermain adalah naluri pertama yang ingin dilakukan setiap anak. Karena itu dunia bermain anak harus pula disisipi dengan hal-hal yang dapat mendorong daya imajinasi dan daya kreasi anak. Daya imajinasi anak pada awalnya hanyalah merupakan gambaran-gambaran abstrak mengenai benda-benda (bentuk), warna, suara atau bunyi-bunyian atau peristiwa tertentu sebatas yang pernah tertangkap oleh panca indra anak, baik yang disengaja atau tidak disengaja teramati oleh anak. Hasil pengamatan itu tersimpan pada memori anak menjadi bentuk awal pengenalan terhadap semua yang ada di alam sekitarnya. Bentuk-bentuk awal yang sempat diamati oleh anak biasanya berkembang secara alami sesuai berjalanya usia, menjadi bentuk-bentuk yang tidak persis sama lagi dengan yang telah diamatinya. Bentuknya berubah, atau warnanya berubah, atau jumlahnya berubah, sesungguhnya tidak ada yang berubah. Perubahan-perubahan itu hanyalah yang ada didalam pikiran si anak. itulah yang disebut daya imajinasi anak. Daya imajinasi anak akan tetap menjadi suatu yang abstrak sampai si anak mendapatkan sarana atau alat untuk berkreasi menjabarkan apa saja yang menjadi daya imajinasinya.
Pengamatan anak terhadap benda-benda yang ada di sekitarnya akan otomatis membentuk daya imajinasinya dan kemudian secara alami pula anak akan terdorong untuk melakukan sesuatu, atau mengerjakan sesuatu, atau ingin membuat sesuatu. Dorongan itu adalah usaha si anak untuk menjabarkan atau mengkongkritkan daya imajinasinya menjadi sebuah daya kreatifitas yang kongkrit, dapat disentuh atau dipegang, berbentuk, berwarna dan lain sebagainya sesuai keinginan anak.
Tahapan daya imajinasi akan tersalur menjadi daya kreasi bila anak diberikan rangsangan atau dorongan yang menjadi daya stimulasi anak untuk berkreasi sesuatu dengan tangannya sendiri. Berkreasi untuk mewujudkan daya imajinasi inilah yang mendorong anak menjadi lebih kreatif dan cerdas.
Memperkenalkan anak pada keterampilan tanah liat adalah salah satu sarana bagi anak berkreasi mengkongkritkan daya imajinasi menjadi sesuatu yang nyata. Membentuk tanah liat yang tidak berbentuk menjadi benda kongkrit apa saja sesuai keinginan anak yang merupakan hasil dari daya imajinasi, pengamatan, dan pengenalan terhadap benda-benda disekelilingnya.
Membentuk tanah liat menjadi bentuk benda apa saja yang diinginkan anak adalah bentuk kreatifitas anak yang pada gilirannya akan secara alami meningkatkan daya imajinasi dan daya kreatifitas anak kepada tingkat yang lebih sempurna.
No comments:
Post a Comment